Untuk tau tentang buku yg gw review di sini, bisa lihat ke tulisan sebelumnya di mari Setelah gw baca buku yang menyublim di sela hujan, ketika masyarakat Mumugu Batas Batu telah mengenal uang, mereka jadi konsumtif. Para pendatang yg bermacam-macam, ada yg dari jawa, sumatera, dan sulawesi, mereka tinggal di sana dan membuka usaha entah pakaian, makanan atau kebutuhan sehari-hari. Sebelum adanya para pendatang, warga Mumugu Batas Batu sudah telah lebih dulu bisa mandiri memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan berburu-meramu dari hutan. Dengan menggeliatnya ekonomi, warga asli tidak siap menghadapi perubahan, dan ujungnya malah jadi pembeli, atau ada juga yg jd pekerja seperti pekerja kasar di pelabuhan, atau pelayan toko. Tapi ada sisi baiknya, tahun ke tahun, pelayanan kesehatan membaik. Di Mumugu Batas Batu terdapat pustu (puskemas pembantu) yg menyediakan pengobatan dan imunisasi yg semuanya gratis. Balik lg bicara tentang warga asli. Makin ksini makin tinggi kebutu...