Pandemi tidak membuat kita berhenti untuk istirahat dan memberi bumi waktu untuk merestorasi, hidup malah semakin cepat dan semakin menjadi.
Sebelum pandemi, dunia bergerak begitu cepat. Informasi melintas sangat deras. Bahkan mata kanan dan kiri bisa mengolah informasi yang berbeda dalam waktu bersamaan. Saat pandemi datang, semua dipaksa terkurung di tempatnya masing-masing. Aktivitas konvensional berhenti sejenak. Bumi beristirahat. Ada yang menemukan ketenangan. Ada yang justru mendapatkan kegiatan baru. Ada yang beralih profesi. Ada juga yang jadinya tidak bisa mencari penghidupan
Tapi hanya sebentar.
Kondisi pasar seolah mengharuskan kita semua terus bergerak. Apapun kondisinya, dimanapun, kapanpun, kita sekarang dipaksa untuk bertatap layar. Melakukan pekerjaan sehari-hari melihat layar. Melakukan pekerjaan serius menatap layar. Mencari hiburan pun ada di layar.
Memang kenapa sih bumi gak bisa istirahat, kalau semuanya masih melihat layar, kapanpun, dimanapun? Bumi tetap menopang bebannya. Listrik yang konsumsinya semakin besar, penghabisan batubara, jaringan internet, gedung isi ribu jutaan rak-rak server menambah keruh peredaran jejak karbon, adalah beban yang harus diterima bumi
Sudah? Itu kah? Bumi saja? Ternyata yg menatap layar itu manusia ya, bukan robot. Manusia-manusia itu berkutat terlibat dalam peredaran uang melalui kesibukan di layar, berkedok patuh pada atasan atas relasi kuasa. Ya, apa saja yg bos suruh, ya harus dilakukan! Lelah atau mau pingsan, semua gabisa mengalahkan cicilan dan pengeluaran.
Komentar
Posting Komentar