Langsung ke konten utama

Secuil Bagian Negeri yang Terpencil

Berikut ini adalah pengalaman gw melalangbuana ke tempat baru! Jadi, tahun 2014 adalah tahun kedua gw menjadi panitia k2n, atau kuliah kerja nyata. K2n ini adalah program dari direktorat kemahasiswaan kampus dan juga merupakan salah satu mata kuliah pilihan di kampus gw. Pesertanya bisa dari jurusan mana aja. Setelah pertama jd panitia di tahun 2013 gw jd panitia k2n di daerah puncak bogor, tahun 2014 jd panitia lg yg tempatnya ditambah, selain di puncak bogor, jg ada di Kaltara alias Kalimantan Utara.


Ternyata Kaltara ini provinsi terakhir pada saat itu, ke-34 di Indonesia, baru disahkan di tahun 2012 dengan ibukota Tanjung Selor. Kaltara ini pas banget berbatasan sama tetangga kita, Malaysia. Pas k2n 2014 itu titik penempatannya di Nunukan dan Malinau. Untuk kesana, pertama kita naik pesawat sekitar 3 jam dari Jakarta dengan tujuan Tarakan. Jadi walaupun Kaltara ibukotanya Tanjung Selor, untuk transportasi udara diarahkannya ke Tarakan. Kalo gak salah kenapa bandaranya di Tarakan itu karena Tanjung Selor kerap banjir kalo curah hujan tinggi cmiiw. 


Persiapan berangkat di Soetta

Kita semua, panitia, peserta, sama dosen pendamping lapangan berangkat dari Soetta jam 5 pagi. Jadi sebelumnya kita ngumpul dulu dari malem di kampus, trus berangkat sekitar jam 1 dari kampus. Begitu sampe di Soetta, kita nimbang-nimbang barang bawaan. Untuk logistik keperluan kegiatan k2n aja itu udah 81 kardus, gw masih inget jumlahnya. Itu segitu di luar barang bawaan masing-masing kita semua. Sampe-sampe barang yang kita bawa itu ngelebihin batas bagasi, dan harus bayar biaya tambahan untuk ngecover itu. Setelah ngurus sana sini ini itu, semua udh pada duduk di pesawat tapi panitia baru masuk ke pesawat 5-10 menit sebelum pesawat berangkat, karena saking ribetnya ngurus kelebihan bagasi itu.

Kita sampe di Bandara Juwata Tarakan jam 8 pagi, dan langsung diarahkan untuk penyambutan mahasiswa oleh pemprov Kaltara. Kami juga disambut sama mahasiswa dari UBT, Universitas Borneo Tarakan. 
Acara penyambutan dan ramah tamah

Karena lokasi k2n ada dua, yaitu di Kabupaten Malinau 4 titik, dan Kabupaten Nunukan 2 titik, kita pisah di Tarakan. Kita berangkat dari Dermaga Tarakan pake speed boat. Ada yg langsung ke Malinau dan Nunukan. Gw tim yang berangkat ke Pulau Nunukan dulu, abis itu diarahin ke dua titik k2n di Kabupaten Nunukan (beda dengan Pulau Nunukan).

Di dalam kapal perjalanan dari Tarakan ke Nunukan

Karena kapal gak muat karena saking banyaknya barang bawaan logistik kegiatan, ada beberapa orang yang berdiri, termasuk gw. Tapi di tengah jalan kita gantian duduk karena perjalanannya jauh, waktunya sampe 4 jam. Setelah diombang-ambing laut, akhirnya sampe juga di Pulau Nunukan dan itu udah sekitar jam 4 sore.

Selamat datang di Nunukan

Pelabuhan Liem Hie Djung, Nunukan

Setelah sampe di Nunukan, besok pagi ada penyambutan lagi dari pemda Kabupaten Nunukan. Jadi kita semua nginep dulu di penginapan di Kota Nunukan. 

View dari penginapan

Malemnya kita diajak jalan-jalan sama orang pemda untuk makan malem dengan menu khas di sana, apalagi kalo bukan hidangan khas laut, ada kepiting, cumi-cumi, ikan-ikan laut dll. Hal yang menarik dari Nunukan ini adalah, karena pulaunya kecil, orang parkir motor itu sembarang aja gitu di pinggir jalan, ada yg kuncinya masih ditempel bahkan. Karena mereka ngerti ga ada juga yg mau malingin motor mereka. Kalopun ada, mau dibawa ke ujung pulau juga ga akan kabur ngelewatin lautan lepas, karena cuma ada satu pelabuhan dan gak beroperasi 24 jam. 

Nunukan landscape
Paginya kita dikasih overview tentang Kabupaten Nunukan sama pemda. Kantor kabupaten ini gede banget, dan terletak out of nowhere yang kanan kirinya masih ada tanah kosong yang luas banget. Dan juga saking deketnya sama Malaysia, hp gw sampe sempet roaming ke jaringan Malaysia. Nah di kantor kabupaten ini, mereka ngejelasin tentang kondisi kabupaten yang mereka urus, tentang permasalahannya, dan keinginan-keinginan di masa depan setelah dibangun lewat program sosial kayak k2n ini.

Kantor Bupati Nunukan
Siangnya, kita baru berangkat lagi ke destinasi sebenarnya. Titik yang akan di-k2n-in disini adalah Desa Pembeliangan dan Desa Kekayap. Kita naik speedboat lagi dan kali ini perjalanannya gak terlalu bikin pusing, karena udah sampe perairan air tawar yang ombaknya gak ganas.

Berangkat dari Nunukan ke titik lokasi K2N
Karena gw panitia yang ditugasin untuk mendampingi pemberangkatan K2N, gw gak dititah untuk berdiam selama sebulan di sana. Jadi gw cuma 5 hari ke tempat ini. Beberapa hari pertama gw ngikut peserta yang akan k2n di Desa Pembeliangan. 

Tiba di Dermaga Pembeliangan
Feelingnya ketika sampe dermaga itu, wah betul-betul semua kebisingan di kota tuh hilang total. Tempatnya sunyi senyap banget, ga ada suara apapun kecuali suara serangga-serangga dan binatang kecil lainnya. Mirip kayak lagi naik gunung atau lagi di tengah hutan yang sunyi senyap, suasananya tenang.

Setelah unload di dermaga, kita semua dibagi 2, ada yang ke Desa Pembeliangan yang jaraknya cuma 1 km dari dermaga, ada yang ke Desa Kekayap yang jaraknya sekitar 4-5km. Thanks to pemda, yang udah nyediain kendaraan operasional mereka dibantu penduduk setempat untuk ngangkut kita plus logistik ke tempat masing-masing.

Rumah singgah peserta titik Desa Pembeliangan
Peserta tinggal di rumah ini. Mereka ada berenam ditambah pendamping lapangan jadi bertujuh di rumah ini selama sebulan. Mereka yang nantinya akan melakukan pengabdian masyarakat di Desa Pembeliangan. 

Alun-alun Desa Pembeliangan yang keliatan sepi
Desa Pembeliangan ini katanya desa yang paling berkembang diantara desa-desa lainnya di sekitar sana. Ini mungkin karena infrastruktur mereka lebih bagus, udah ada masjid yang lumayan besar juga. Oh ya, walaupun mayoritas agama masyarakat di sana non-Islam, tapi di desa ini justru mayoritasnya muslim, mungkin karena kepala desa di sini muslim dan banyak keluarga-keluarga mereka juga tinggal di desa ini.

Di desa ini banyak banget karakteristik sosial dan budayanya. Ada istilah yang disebut dulun. Jadi istilah ini katanya tuh ada sungai, tapi dia bisa ngeluarin ombak di bulan-bulan tertentu. Kata orang pemdes nya kita lagi gak bisa liat dulun karena waktunya yang kurang tepat. Trus warga di sini itu rata-rata warga urbanisasi dari Pulau Jawa setelah reformasi tahun 98 dulu. Warga di sini rata-rata pekerjaannya jadi pegawai PKS, tapi ini bukan partai itu loh ya, ini singkatannya Perusahaan Kelapa Sawit, karena di sana komoditas kelapa sawit ada dimana-mana.

Sekeliling Desa Pembeliangan
Di sini juga pusat perdagangan dari desa-desa di sekitarnya. Dari desa-desa sebelah ada yang bawa hasil berkebunnya, jualin buah apapun yang tumbuh di ladang mereka, untuk dijual di desa ini. Listrik di sini cuma tersedia dari jam 6 sore sampe jam 12 malam. Trus juga, kalo pagi hari kita jalan-jalan keluar rumah, masih banyak anjing-anjing piaraan tidur pulas di tengah jalan. Jaman dulu juga katanya kalo air sungai lagi naik, buaya sering muncul dan ngelahap anjing-anjing piaraan ini. 

Sebuah simpangan jalan di Desa Pembeliangan

Dari Desa Pembeliangan, gw dan beberapa panitia lain bertolak ke Desa Kekayap. Kekayap ini awalnya terletak di sepanjang pesisir sungai, cuman karena sering meluap airnya, jadi warga di sana sepakat mindahin pemukiman ke tempat yang lebih tinggi. Peserta k2n yang di Kekayap ini tinggal di rumah, atau lebih tepatnya mess untuk pengajar SD di sana selama sebulan.

Rumah singgah peserta di Desa Kekayap (rumah cat kuning-pink). Belakang rumah singgah ini adalah SD di Desa Kekayap
Kekayap agak beda sama Pembeliangan. Di sini cenderung lebih sejuk pas pagi, sampe ada kabutnya. Pagi masih kedengeran suara hewan kaya kera di kebon belakang sekolah. Kalo di Pembeliangan masih dapet sinyal walaupun edge, jangan harap di sini ada sinyal bagus. Kalo mau dapetin sinyal untuk sekedar nerima sms, mesti ke tengah lapangan ini dulu trus nunggu semenitan baru dapet sinyal

Halaman sekolah dasar desa Kekayap pagi hari, berembun sejuk
Sekolah di Kekayap ini sangat miris, beda jauh sama di Pulau Jawa. Di sini lantainya langsung tanah. Tapi jangan sangka anaknya pada males, di sini mereka pada semangat buat belajar.

Sekolah dasar di Desa Kekayap dan rumah singgah peserta di kanan.
Setelah bermalam di Kekayap, gw dan panitia lain pamit pulang ke Tarakan. Untuk ke sana, kita nebeng sama mobil double gardan Pak Camat. Sepanjang perjalanan pemandangan lebih banyak sama kelapa sawit, dan pohon-pohon tinggi yang masih lebat.

Jalan lintas (alternatif) Kalimantan
Dari Kekayap, kita mesti ke dermaga Sembakung dulu, baru dari situ naik speed boat ke Tarakan. Di Sembakung lumayan rame karena jadi dermaga pusat perdagangan, dan juga bisa sarana transpor orang-orang di sini buat langsung ke Tarakan, walaupun jaraknya lumayan jauh.

Perjalanan dari Kekayap kembali lagi menuju Tarakan
Karena jaraknya jauh, kita transit sebentar di Desa Tepian namanya. Desa ini keliatannya kurang rame karena cuma jadi tempat transit orang-orang yang mau ke Tarakan.

Desa Tepian, penduduknya dapat air bersih hanya dari tangki yang mereka beli.
Sampe di Tarakan, orang lalu lalang buat ngirimin barang dagangannya ke sini maupun yang balik lagi ke daerah-daerah pedalaman di Sembakung.
Sampai di kota Tarakan dari Kekayap
Setelah di Tarakan, kita sempetin buat keliling kota Tarakan. Tengah kota Tarakan rapi dan lumayan rame, apalagi ada Mall ini.

Tengah kota Tarakan. Ini satu-satunya mall di Kota Tarakan.
Di Tarakan, hewan yang jadi icon adalah bekantan. Iya, sama kaya di dufan, icon dufan itu bekantan juga. Cuman pas kita lagi ke sini, bekantan nya lagi jarang ada yang berkeliaran, katanya sifat asli bekantan emang gitu.

Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan
Tarakan punya satu kampus yang jadi andalan mereka, Universitas Borneo Tarakan. UBT ini kerennya terletak di ujung pulau Tarakan, jadi kalo lagi bosen, bisa langsung naik ke rooftop trus liat sunrise dari kampus. Belakang kampus UBT ini langsung ketemu Pantai Amal.

Pantai Amal Tarakan
Mungkin uniknya Tarakan, di sini kita bisa beli produk-produk dari Malaysia. Bahkan Milo ini produk dari Malaysia, dengan promonya percuma = diskon 300 g.

Milo dari Malaysia, 'percuma' 300gr
Selain itu, di Tarakan juga banyak dijual duren murah. Satu buah duren di sini biasa dijual 5-10ribu. Kalo yg kuning, itu buah duren di dalemnya warnanya merah, namanya buah Lai, dijual agak lebih mahal, sekitar 20ribuan ke atas. Karena pada saat itu gw belum suka duren, katanya Lai rasanya lebih enak daripada duren.

durian pinggir jalan di kota Tarakan


Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. My favorite :)

    Udah beres gue baca semua tulisan disini zal haha. Seru ya punya hobi naik gunung, trial run. Keep writing yaaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ungaran yang Menyenangkan

Tulisan ini tentang perjalanan kami kemarin, di bulan Februari 2019. Jadi kami abis dari Gunung Ungaran. Gunung Ungaran ini gak terlalu tinggi. Tapi dari segi pengalaman, gw merasa sangat menikmati. Gw bersyukur dikasih harta yg cukup, waktu, tenaga dan kesempatan beraktivitas yg menyenangkan dan terasa 'hidup' banget selama jalan-jalan kemarin. ======================= Kami berangkat bertujuh dari St Pasar Senen pukul sebelas malam, naik Tawang Jaya saat itu harga tiketnya 150ribu. Susah banget tidur di kereta. Padahal dulu gw tidur ya tidur aja. Jadi cuman meremin mata aja sambil berharap cepet-cepet subuh. Ketika mau cari lapak buat solat subuh keesokan harinya di gerbong restorasi (gerbong makan), eh ketemu temen kuliah, sebut saja Fadhil. Dia lagi balik kampung ke Semarang sekalian liburan ke tempat istrinya di Solo. Kebetulan jg di rombongan yg naik gunung kali ini, ada beberapa temen kuliah gw, yg jg temennya Fadhil. Kami langsung ngobrol banyak. Di akhir obrolan, F...

Field Report (FR) Yogyakarta, North, to South

Selasa 5 Feb 2013 Destinasi Kaliurang Merapi, Prambanan, Parangtritis, Keraton, Malioboro Perjalanan menuju St Senen Depok – Gondangdia (17:30-18:00) KRL Ekonomi Jabodetabek  è 2ribu/orang Gondangdia – St Senen (18:00-18:20) Kopaja P20 è 2ribu/orang Tips: di bis ini sangat rawan akan pencurian, terlebih ketika jam pulang kerja, pukul 16:00- 19:00 Makan malam di dekat masjid st Senen: Pecel Lele, 9ribu/porsi Perjalanan menuju Malioboro Pasar Senen – Lempuyangan Yogyakarta (20:45 – 06:27) KA Progo è 35ribu/orang

Catatan Perjalanan Mt Rinjani

Catatan Perjalanan Mt Rinjani Empleng Empleng, 21-30 Agustus 2012 21 Agustus 2012 Perjalanan ke Solo pake KA Brantas, Rp 40.000 Tanahabang (16:05) – Solo Jebres (03:40 22 Agustus 2012) 22 Agustus 2012 Perjalanan ke Banyuwangi pake KA Sri Tanjung, Rp 35.000 Solo Jebres (08:58) – BanyuwangiBaru (21:29)